Toko Karangan Bunga di Sidrap
Menyediakan Karangan Bunga ucapan;
-
Karangan Bunga Dukacita
-
Karangan Bunga Wedding
-
Karangan Bunga Serah Terima Jabatan
-
Karangna Bunga Hari Ulang Tahun [HUT]
-
dan lain lain
Selamat Datang ! Lover florist Bunga Papan Sidrap
Kali ini kami update Papan bunga khususnya Bunga papan Dukacita dengan memberikan penawaran harga murah untuk anda semuanya.
Ingin tahu berapa harga dari karangan Papan bunga yang kami tampilkan di artikel ini ?
Yah,,Papan bunga tersebut kami tawarkan dengan harga terjangkau hanya 700,000 saja itupun incluide ongkir !!!Sangat murah bukan ???
Bisa anda lihat Papan bunga tersebut,terlihat cantik dan elegan sudah sangat pantas sebagai media ucapan dari anda ke kerabat,sahabat maupun kawan bisnis anda.Entah itu ucapan suka maupun duka cita.
Papan bunga yang ini menggunakan rangkaian bunga segar dan printing,harganyapun juga murah include ongkir.
Silahkan anda pilih mau Bunga papan dengan bahan styrofoam yang cantik atau dengan model printing yang juga tak kalah cantiknya.
Semua karangan Papan bunga produksi dari selalu terlihat cantik cantik dan rapi.Karena kami bekerja dengan hati dan penuh tanggung jawab demi kepuasan para costumer kami.
Keunggulan dari Toko papan Duka Cita ini adalah layanan cepat dalam menanggapi pesan maupun panggilan dari costumer serta ramah tamah dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pada kami,entah mengenai produk layanan kami maupun harga dari karangan bunga yang kami sediakan.
Bunga Duka Cita terbaik dan terdepan untuk anda.
Dalam layanan pengiriman bunga,kami memang berfokus pada Papan bunga karena Bunga papan yang paling sering dipesan. Disetiap event entah suka maupun duka, tidak sedikit orang memilih Papan bunga sebagai media ucapan mereka.
Dari tahun ke tahun kami selalu berusaha memperbaiki kinerja kami agar produk karangan bunga duka cita dari terlihat paling cantik dan rapi dibandingkan Papan bunga dari florist lainnya saat di pasang di event tersebut.
Bila kebetulan anda memiliki dana terbatas untuk membeli Bunga papan, silahkan hubungi kami dan anda bisa mengirimkan Bunga papan yang cantik ke relasi anda sebagai media ucapan anda dengan harga yang terjangkau meriah.Gratis ongkir pula !
Jangkauan pengiriman Karangan Bunga Duka Cita Watang Sidenreng dan wilayah sekitarnya.
Dapatkan potongan harga menarik untuk order Papan bunga dalam jumlah banyak bagi anda yang memesan secara kolektif dengan rekan-rekan anda maupun kawan anda.
Untuk Info lebih lengkap mengenai layanan produk kami maupun cara order bunga silahkan kontak
Contoh Bunga Papan di Sidrap
Kabupaten Sidrap, Sulsel
SEJARAH SINGKAT HARI JADI SIDENRENG RAPPANG KE-670 TAHUN 2014
Cikal Akan terciptanya Kerajaaan Sidenreng serta Kerajaan Rappang seperti Lazimnya dengan kerajaan yang lain di Sulawesi Selatan dari beberapa Rujukan, Bukti serta Riwayat disebut dalam 2 (Dua) versus yaitu : Versus Pertama datang dari “TO MANURUNG” yakni manusia yang dikirim “DEWATA SEUWAE” kesuatu wilayah yang belum teratur baik skema sikap serta sendi=sendi pranata sosialnya dan relative belum mempunyai kearifan local dalam membina solidaritas serta persatuan. Menurut Versus ini, “ADDAOWANG SIDENRENG PERTAMA” ialah manurungnge ri Bulu Lowa, yang sudah mangkat diganti oleh anaknya yakni “SUKKUNG PULAWENG” untuk Raja Ke-II (Dua), yang selanjutnya kawin dengan “WE PAWAWOI ARUNG BACUKIKI” Putri Labengnge Manurungnge Ri Bacukiki, dari perkawinannya dengan “WE TIPU LINGE ARUNG RAPPANG KE-I (Pertama)”.
Versus Ke-2 yang terdapat dalam lontarak “MULA RITIMPAKNA TANAE RI SIDENRRENG” mengatakan jika asal mula Raja di Sidenreng serta Rappang datang dari Tana Toraja turunan “RAJA SANGALLA” yang terbagi dalam : 1) LA MADDAREMMENG; 2) LA WEWANGRIWU; 3) LA TONGELLIPU; 4) LA SAMPOI; 5) LA PAKOLONGI; 6) LA PABABARI; 7) LA PANAUNGI; 8) LA MAPPASESSU; 9) LA MAPPATUNRU.
Sebab ketidak sepahaman dengan anak Pertama LAMADDAREMMENG, karena itu ke-8 (Delapan) turunan Raja Sangalla yang lain setuju tinggalkan kampong halamannya, selanjutnya saat datang dikampung kaju satu tempat di antara Banti di Baraka dengan Bunging Riase di Maiwa, mereka lihat bentangan air diarah selatan lalu menuruni gunung serta akhir datang di satu lembah yang samping baratnya tergenangi air yang rupanya ialah DANAU.
Selanjutnya merangkumun “SIRENRENG-RENRENG ARUWA MAPPADAROAWANE” (sama-sama bergandengan tangan ke-8 bersaudara). Sesudah penuhi kebutuhannya serta nikmati keelokan Danau, karena itu mereka bermufakat serta menyampaikan jika “OKKONI’E RI ORAI TAPPARENG MADECENG PADA MONRO”, yang berarti seharusnya disamping barat danau berikut kita tinggal serta membuat perkampungan. Mulai di saat itu, mereka menetap di satu tempat yang dinamakan “SIDENRENG” karena disanalah mereka “SIRENRENG-RENRENG” cari jalan ketepi Danau, serta Danau itu disebutkan “DANAU SIDENRENG”. Wilayah ini tereletak disamping utara Sidenreng disebutkan “EMPAGAE”.
Bersamaan dengan berjalannya waktu “DATU PATINA” yang mengasingkan diri kesuatu tempat yang jauh, lalu menyunting cucu Raja Sangalla atau Putri Sulung La Maddaremmeng namanya “WE BOLONG PATTINA”. Tidak lama berlalu Datu Patila selanjutnya menetap di Rappang serta jadi RAJA DI RAPPANG serta WE BOLONG PATTINA jadi ADDAOWANG SIDENRENG YANG PERTAMA. Addaowang Sidenreng Pertama WE BOLONG PATTINA di anugerah anak Pertama seorang Wanita yang namanya WE TIPU ULENG, sebagai RAJA DI SIDENRENG untuk ADDAOWANG. Sedang anak Kedua-duanya namanya LA MALLIBURENG, jadi RAJA DI RAPPANG.
Pada saat kepemimpinan WE TIPU ULENG, rakyat Sidenreng tidak inginkan di Perintah oleh seorang Wanita, selanjutnya di saat bertepatan juga Kepemimpinan LA MALLIBURENG di Rappang tidak diharapkan oleh warga Rappang dikarenakan beberapa hal. Oleh karenanya, warga Rappang menghadap Raja Sidenreng WE TIPU ULENG, meminta supaya sudi jadi Raja Rappang, berganti dengan adiknya LA MALLIBURENG. Hingga mulai di saat itu Rappang di Perintah oleh WE TIPU ULENG dengan gelar “PETTA’E RAPPENG” serta Sidenreng di Perintah oleh LA MALLIBURENG dengan gelar “ADDAOWANG SIDENRENG”. Sebab kerajaan Rappang di Memimpin oleh seorang Wanita, karena itu untuk penerapan pekerjaan setiap hari dikerjakan oleh “SULEWATANG” untuk alternatif diri Raja serta dibantu oleh Kadhi serta Pabbicara.
Di saat ke-2 Bersaudara berganti Daerah Kerajaan, PETTA’E RAPPANG serta ADDAOWANG SIDENRENG kedua-duanya membuat kesepakatan dengan ikrar seperti berikut “MATE ELE’I RAPPENG, MATE ARWENGNGI SIDENRENG, LETTU PADDIMONRINNA TEPPINRA-PINRA” yang bermakna ” KALAU RAPPANG MATI DI PAGI HARI, MAKA SIDENRENG AKAN MENYUSUL PADA SORE HARINYA SAMPAI KEMUDIAN HARI TIDAK BERUBAH SEDIKITPUN”. Ini adalah ikrar sehidup semati yang digenggam teguh tiap Raja atau Arung yang memerintah pada ke-2 Kerajaan itu. Meski begitu, Ke-2 Kerajaan ini mempunyai ketidaksamaan fundamental di sistem Pemerintahannya semasing seperti berikut “KERAJAAN SIDENRENG YANG MANGANUT SISTEM PEMERINTAHAN DARI ATAS KEBAWAH” yang dalam bahasa bugisnya diketahui dengan arti “MASSORONG PAWO” serta “KERAJAAN RAPPANG YAG MENGANUT SISTEM PEMERINTAHAN DARI BAWAH KEATAS” yang dalam bahasa bugisnya diketahui dengan arti ” MANGELLE PASANG”.
Merujuk pada Lontarak “MULA RITIMPAKNA TANA’E RI SIDENRENG” serta buku sejaraj Sidenreng Rappang diutarakan jika kerajaan Sidenreng lahir lebih dini dari kerajaaan Rappang, hingga titik tolak penghitungan tahun terciptanya Sidenreng Rappang berdasar pada Pemerintahan Raja Pertama Sidenreng. Oleh sebab tercatat dalam Lontarak , cuma catatan pada saat Pemerintahan sejak saat masuk islam di Sidenreng, yakni pada Pemerintahan Addaowang Sidenreng Ke-10 (sepuluh) LA PATIROI atau LA PAGALA yang semakin diketahui dengan nama “NENE MALLOMO” yang pimpin semasa 26 (Dua Puluh Enam) tahun, mulai tahun 1605 s/d tahun 1631. Dengan mengantar Kerajaan Sidenreng berhubungan dengan Kerajaan lain di Jazirah Sulawesi, yang salah satunya pengakuannya sampai sekarang masih diingat, yaitu ” ADE’E TEMMAKIANA’ TEMMAKIAPPO” yang bermakna Tradisi serta Ketentuan tidak mengenali Anak atau Cucu, dalam kata lain tidak Pandang Bulu.
Pada saat Pemerintahan dari Raja Ke-10 sampai akhir waktu Pemerintahan Raja Ke-21 (Dua Puluh Satu) yaitu LA CIBU sebagai Pimpinan mulai Tahun 1909 sampai Tahun 1949. Dari semua penghitungan Kepemimpinan di antara Raja I (Pertama) sampai Raja Ke-9 (Sembilan) di Rata-Ratakan untuk tiap Raja dengan waktu Kepemimpinan selam 29 (Dua Puluh Sembilan) Tahun. Hingga di Dapatkan penghitungan waktu Pemerintahan Raja I (Pertama) sampai Raja Ke-9 (Sembilan) ialah semasa 261 (Dua Ratus Enam Puluh Satu) Tahun.
Berpatokan pada Tahun 1605, ditarik mundur dalam kurun waktu 261 (Dua Ratus Enam Puluh Satu) Tahun didapatkan angka Tahun 1344 (Seribu Tiga Ratus Empat Puluh Empat) diputuskan untuk awal berdirinya KERAJAAN SIDENRENG. Oleh sebab tidak ditemukan Rujukan tentang tanggal terciptanya Kerajaan Sidenreng atau Kerajaan Rappang, karena itu dilaksanakan pendekatan Filosofis jika Kerajaan Sidenreng serta Kerajaan Rappang ialah Bersaudara, sehinggan penetapan tanggalnya dilandasi, jika :
1. Dari ke-9 anak Raja Sangalla sebagai pelopor “RI TIMPA’NA TANA’E RI SIDENRENG”, 1 (satu) orang Saudara tertuanya alami kangen serta cari 8 (Delapan) Saudaranya di Sidenreng, sesudah mereka berjumpa selanjutnya meminta maaf atas semua sikap serta sikap yang mengakibatkan adiknya tinggalkan kampong halaman. Dengan penuh tulus ke 8 (Delapan) adiknya terima permintaan maaf kakaknya serta meminta supaya kakak tertuanya tinggal di Sidereng, hingga mereka bisa hidup bersama-sama lagi serta tidak berpisah, denganmenggabungnya 1 (satu) orang kakak paling tua mereka dengan ke 8 (Delapan) adiknya, ini memvisualisasikan pertautan angka 1 serta 8 jadi angka 18 (Delapan Belas).
2. Pada saat Kerajaan ada 14 (Empat Belas) ARUNG serta 4 (Empat) PABBICARA, hingga bila dikombinasi karena itu angkanya jadi 18 (Delapan Belas).
3. Kemuadian Tanggal Pengukuhan Bapak H. ANDI SAPADA MAPPANGILE untuk Bupati Sidenreng Rappang yang Pertama yaitu Tanggal 18 (Delapan Belas). Seperti juga dengan penetapan Tanggal terciptanya Sidenreng Rappang, karena itu penetapan Bulannya diputuskan berdasar Bulan Pengukuhan H. SAPADA MAPPANGILE untuk Bupati Sidenreng Rappang yang Pertama Yaitu Bulan Pebruari.
Dari Rincian itu, secara jelas sudah tergambar jika kehadiran Sidenreng Rappang tercipta di tahun 1344 Bulan Pebruari Tanggal 18 atau tuturnya 18 Pebruari 1344, seperti penentuan dengan cara bersama-sama Pemerintah Wilayah dengan DPRD Kabupaten Sidenreng Rappang, yang terdapat di Ketentuan Wilayah Nomor 6 Tahun 2009 Mengenai Hari Jadi Sidenreng Rappang. Setelah itu masuk waktu penerapan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Mengenai Pembangunan Wilayah-Daerah Tingkat II Di Sulawesi, Kewedanan Sidenreng Rappang serta Swapraja Rappang dibuat jadi Wilayah Tingkat II Sidenreng Rappang dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Pangkajene Sidenreng yang mencakup 7 (Tujuh) Daerah Kecmatan yakni :
1) KECAMATAN DUA PITUE;
2) KECAMATAN MARINTENGNGAE;
3) KECAMATAN PANCA LAUTANG;
4) KECAMATAN TELLU LIMPOE;
5) KECAMATAN WATANG PULU;
6) KECAMATAN PANCA RIJANG DAN
7) KECAMATAN BARANTI.
Untuk melakukan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Mengenai Pembangunan Wilayah-Daerah Tingkat II di Sulawesi, karena itu terbitlah Ketetapan Menteri Dalam Negeri Nomor U.P.7 / 37-374 Tanggal 28 Januari 1950 yang memutuskan “H. ANDI SAPADA MAPPANGILE” untuk Bupati Kepala Wilayah Tingkat II Sidenreng Rappang yang Pertama, serta pengukuhan oleh Gubernur Kepala Wilayah Tingkat I Sulawesi Selatan, Tanggal 18 Pebruari 1960.
Semenjak terciptanya Wilayah Kabupaten Sidenreng Raappang, sampai sekarang ini dengan cara Urutan Pimpinan Wilayah bisa disampaikan seperti berikut :
A. BUPATI DAN WAKIL BUPATI MASING-MASING :
1. H. ANDI SAPADA MAPPANGILE (1960 – 1966)
2. H. ARIFIN NU’MANG (1966 – 1978)
3. H. OPU SIDIK (1978 – 1988)
4. H. M. YUNUS BANDU (1988 – 1993)
5. Drs. A. SALIPOLO PALLALOI (1993 – 1998)
6. H. S. PARAWANSA, SH (1998 – 2003)
Drs. H. A. M. RIDWAN, M. SI (WAKIL BUPATI)
7. H. ANDI RANGGONG (2003 – 2008)
H. MUSYAFIR KELANA ARIFIN NU’MANG (WAKIL BUPATI)
8. H. RUSDI MASSE (2008 – 2013)
Ir. H. DOLLAH MANDO (WAKIL BUPATI)
9. H. RUSDI MASSE (2013 – 2018)
IR. H. DOLLAH MANDI (WAKIL BUPATI)
B. KETUA DPRD, MASING-MASING :
1. H. LAPADDONG DG BANGUNG (1961 – 1964)
2. A S A P E (1965 – 1966)
3. M. ASAP DALLE (1966 – 1971)
4. ANDI SINRANG DJAGO (1971 – 1977)
5. H. ANDI MAPPEJEPPU, BA (1977 – 1982) (1982 – 1987)
6. Drs. H. SAIRING DJAFAR (1987 – 1992) (1992 – 1997)
7. H. SYAMSUDDIN MASSA (1997 – 1999)
8. H. ANDI RANGGONG (1999 – 2003)
9. H. ANDI BAGENDA ALI (2003 – 2009)
10. A. SUKRI BAHARMAN, SE (2009 – 2014)
Dalam Perubahan setelah itu, dengan alasan efisien pelaksanaaan pemerintahan, Ke-7 (Tujuh) Kecamatan itu dimekarkan jadi sebelas kecamatan sesuai dengan Ketentuan Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 10 Tahun 2000 Mengenai pembangunan serta Formasi Organisasi Kecamatan serta Kelurahan, karena itu : Kecamatan Dua PituE dimekarkan jadi tiga yakni Kecamatan Dua PituE, Kecamatan Pitu Riase serta Kecamatan Pitu Riawa. •
Kecamatan MaritnengngaE dimekarkan jadi Dua Yakni Kecamatan MarintengngaE serta Kecamatan Sidenreng. •
Kecamatan Panca Rijang dimekarkan jadi Dua yakni Kecamatan Panca Rijang serta Kecamatan Kulo.
Hari Jadi Sidenreng Rappang yang diperingati pada Tanggal 18 Pebruari 2014, ialah hari jadi Sidenreng Rappang ke-670, sesuai dengan penghitungan yang sudah diputuskan, yaitu tanggal 18 Pebruari 1344 berdasar Ketentuan Wilayah Nomor 6 Tahun 2009, sedang Hari Lagi Tahun Kabupaten Sidenreng Rappang yang Ke-54, diperingati dengan berpatokan di saat Pengukuhan Bupati Sidenreng Rappang yang pertama pada Tanggal 18 Pebruari 1960. Demikian sepintas riwayat singkat Hari jadi Sidenreng Rappang yang bisa disampaikan kesempatan kali ini, sekaligus juga cerminan dalam usaha untuk melestarikan jiwa semangat “NENE MALLOMO” dengan Konsep “LEMPU, GETTENG, ADATONGENG”, hingga nilau juang menurut MOTTO “RESOPA TEMMANGINGNGI NAMALOMO NALETEI PAMMASE DEWATA”, bisa mengantar semua kegiatan dan selalu di RIdhoi oleh Allah swt.